Amir adalah seorang penyuluh keluarga berencana yang berasal
dari pulau Sumatera. Amir ditugaskan oleh kantornya untuk melakukan kegiatan
penyuluhan keluarga berencana pada masyarakat pedesaan di wilayah Jawa. Sebagai
orang Sumatera, Amir terbiasa berbicara secara terus terang, tanpa basa-basi
disertai dengan intonasi suara yang cukup keras. Hal tersebut sudah lazim
dilakukan oleh masyarakat Sumatera dan tidak dianggap sebagai sesuatu hal yang
tabu. Namun ternyata ketika Amir melakukan penyuluhan pada masyarakat di
wilayah Jawa, Amir menemui banyak kendala. Masyarakat di mana Amir melakukan
penyuluhan menolak kedatangan Amir dan tidak mau mengikuti penyuluhan yang
diselenggarakan Amir. Menurut informasi yang diperoleh, masyarakat tersebut tidak
menyukai gaya bicara Amir yang dirasa kurang halus dan terlalu terus terang.
Dari ilustrasi di
atas tampak bahwa latar belakang budaya sangat berperan dalam menentukan
keberhasilan suatu kegiatan komunikasi. Untuk itu penting kiranya bagi para
pelaku komunikasi untuk memahami Komunikasi Antar Budaya agar tidak terjadi
konflik dan kesalahpahaman di antara pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
komunikasi. Langkah yang bisa diambil untuk memecahkan masalah yang muncul
sebagai akibat perbedaan latar belakang budaya pada orang-orang yang terlibat
dalam kegiatan komunikasi adalah dengan menggunakan prinsip homophily.
Homofili adalah
bagaimana dua individu berkomunikasi dan berbagi pengetahuan dalam beberapa
kesamaan sehingga dapat menciptakan
sebuah komunikasi yang efektif dan bermanfaat bagi satu sama lain serta merasa nyaman saat berkomunikasi.
Karena dengan
menerapkan prinsip homophily akan dapat menciptakan suasana akrab di antara
sumber dan khalayak. Bila bahasan tentang prinsip homophily ini kita kaitkan
dengan contoh ilustrasi di atas, maka sebaiknya sebelum Amir melakukan kegiatan
penyuluhan, Amir terlebih dahulu belajar bahasa Jawa, berlatih berbicara halus
dan berlatih hal-hal yang menjadi adat dan kebiasaan orang Jawa. Dengan demikian
ketika Amir memulai kegiatan penyuluhannya tersebut, Amir telah memahami dan
bisa menerapkannya dalam keiatan penyuluhan yang dilakukannya
Namun, apabila kita
tetap tidak bisa menyesuaikan diri dengan adat budaya setempat meskipun kita
telah berusaha untuk mempelajarinya, maka
prinsip homophily juga bisa digunakan dengan cara melibatkan pemuka
pendapat atau tokoh masyarakat setempat untuk menyampaikan pesan-pesan yang
kita buat. Dalam hal ini pemuka pendapat berperan sebagai komunikator
(penyampai pesan).
Saudara mahasiswa,
demikian tadi bahasan kita mengenai prinsip homophily dalam kegiatan komunikasi
antar budaya. Apakah Saudara pernah mengalami hambatan komunikasi yang
disebabkan faktor budaya?
0 komentar:
Posting Komentar