KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Komunikasi antar
pribadi dapat didefinisikan dalam tiga perspektif, antara lain komponensial,
pengembangan, dan relasional.
Pada prinsipnya, KAP
merupakan komunikasi yang terjadi di antara dua orang. Komunikasi yang terjadi
selalu disertai dengan umpan balik dan efek.
Ada beberapa tujuan
KAP seperti yang ditulis dalam modul 6, diantaranya mengenal diri sendiri dan
orang lai serta menciptakan dan memelihara hubungan.
Efektivitas
Komunikasi Antar Pribadi
Dalam aktivitas
komunikasi kita sehari-hari tanpa disadari sering kita melakukan kegiatan
komunikasi antar pribadi. Percakapan kita dengan orang tua mengenai mahalnya
biaya kuliah; percakapan kita dengan teman kulih mengenai sulitnya memahami
materi perkuliahan dan sebagainya merupakan contoh-contoh dari kegiatan
komunikasi antar pribadi yang kita lakukan. Namun, meskipun hampir setiap hari
kita melakukan komunikasi antar pribadi apakah kita tahu bahwa komunikasi antar
pribadi yang kita lakukan berjalan dengan efektif ?
Sebagai contoh: Amir
mengeluh kepada teman kuliahnya tentang sulitnya membagi waktu antara kuliah
dengan bekerja, ternyata teman kuliah Amir malah menanggapi dengan menceriterakan kesuksesan dia di tempat kerja
maupun dalam menjalankan proses perkuliahan. Mendengar tanggapan dari temannya
spontan Amir menghentikan ceriteranya dan segera mengakhiri percakapan dengan temannya
tersebut. Contoh di atas menunjukkan
bahwa komunikasi antar pribadi yang Amir lakukan tidak berjalan secara efektif.
Lalu bagaimanakah agar komunikasi antar pribadi yang kita lakukan dapat
berjalan secara efektif
Dalam modul 6
dijelaskan bahwa ada banyak sifat yang diperlukan untuk mencapai efektivitas komunikasi antar pribadi. Menurut
perspektif humanistik efektifitas komunikasi dapat tercapai bila di antara
orang-orang yang telibat dalam komunikasi antara pribadi memiliki sifat::
1. Keterbukaan, yaitu
mau membuka diri pada teman bicara mengenai pikiran dan gagasan kita serta
mau menanggapi pendapat orang lain
2. Empati, yaitu mau
memahami apa yang dirasakan orang lain sehingga seolah-olah kita berada pada
posisi orang tersebut
3. Perilaku
supportif, yaitu mau menerima masukan dari orang lain dan tidak bertahan pada
pendirian
4. Perilaku positif,
yaitu menilai diri sendiri maupun teman bicara secara positif.
5. Kesamaan, yaitu
adanya pengalaman yang sama di antara orang-orang yang terlibat dalam
percakapan serta adanya kesamaan kedudukan dalam berkomunikasi artinya tidak
ada pendominasian percakapan dalam komunikasi tersebut.
Sedangkan perspektif
pragmatis menganggap komunikasi antar pribadi dapat berjalan secara efektif
bila orang-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi memiliki sifat:
1. Yakin, yaitu tidak
adanya rasa gelisah, malu atau gugup ketika berbicara dengan orang lain
2. Kebersamaan, yaitu
memperhatikan apa yang dibicarakan teman bicara dan bisa merasakan apa yang ia
rasakan
3. Manajemen
interaksi, yaitu bisa mengontrol dan menjaga interaksi dengan teman bicara agar tercapai kepuasan
dari kedua belah pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi
4. Perilaku
ekspresif, yaitu melibatkan diri secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi
dengan teman bicara.
5. Orientasi pada
orang lain, yaitu memperhatikan kepetingan teman bicarta dan tidak mengutamakan
kepentingan diri sendiri.
Dari dua pandangan di
atas dapat disarikan bahwa untuk mecapai efektifitas komunikasi interpersonal
adalah adanya sifat keterbukaan dari diri kita sendiri dan kita siap menerima,
memahami dan merasakan apa yang
dirasakan oleh teman bicara. Bila sifat tersebut telah kita miliki niscaya
komunikasi interpersonal yang klita lakukan dapat berjalan secara efektif.
0 komentar:
Posting Komentar