Proses komunikasi
massa
Komunikasi massa
adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui media massa secara
serentak. Dalam hal ini redaksi media massa berfungsi sebagai sumber dan
masyarakat pembaca, pendengar atau pemirsa menjadi khalayak dari media massa
tersebut.
Saudara mahasiswa,
dalam aktivitas komunikasi massa terjadi suatu proses decoding, interpreteting
dan encoding. Yaitu suatu proses yang terjadi pada diri redaksi suatu media
massa yang meliputi kegiatan membaca pesan yang diterima dari pengirim berita,
memaknai pesan yang dikirim tersebut dan kemudian membentuk pesan yang akan
disampaikan pada khalayak. Sebagai contoh. Ketika media massa menerima
informasi tentang adanya bencana alam Tsunami di Aceh, redaksi media massa
menginterpretasikan berita tersebut sebagai suatu bencana nasional yang sangat
memprihatinkan dan memerlukan bantuan dari seluruh masyarakat Indonesia. Oleh
karena itu, media massa kemudian
membentuk atau membuat berita yang di dalamnya mengupas tentang bencana Tsunami
dan himbauan-himbauan agar masyarakat mau mengulurkan bantuannya ke pada
masyarakat Aceh yang terkena bencana Tsunami. Berita yang dibuat tersebut
kemudian disebarkan ke seluruh masyarakat Indonesia melalui siaran berita.
Sehingga seluruh masyarakat Indonesia mengetahui bahwa telah terjadi bencana
alam Tsunami di Aceh.
Dalam komunikasi
massa, proses decoding, interpreteting
dan encoding sebenarnya tidak hanya terjadi pada pihak pengelola media massa
(redaksi media massa), namun juga terjadi pada diri khalayak. Khalayak dalam menerima
berita juga akan melakukan proses membaca/melihat/mendengarkan pesan,
menginterpretasikan pesan dan membentuk pesan. Proses membaca,
menginterpretasikan dan membentuk pesan ini sifatnya subjektif.Artinya bahwa
setiap khalayak media massa belum tentu
memiliki pemaknaan yang sama untuk suatu
pesan yang sama. Sebagai contoh ketika media televisi pertama kali menyiarkan
suatu acara hiburan dengan memunculkan artis dangdut pendatang baru yang
populer karena goyangannya, ternyata menimbulkan berbagai reaksi di kalangan
masyarakat. Di satu sisi, ada masyarakat yang menginterpretasikan bahwa goyang
yang dilakukan artis tersebut adalah suatu seni, dan ketika terjadi pro dan
kontra atas goyang yang ditampilkan artis tersebut, maka kelompok masyarakat
ini menjadi kelompok yang menyetujui dan memberi apresiasi terhadap artis
tersebut.
Sementara di sisi
lain, ada masyarakat yang menginterpretasikan gaya tersebut sebagai suatu
bentuk pornografi, sehingga mereka menyampaikan protes dan menolak untuk
menyaksikan pementasan sang artis di manapun berada.
Dari ilustrasi di
atas dapat kita simpulkan bahwa suatu pesan yang disampaikan melalui media
massa belum tentu akan diterima dan diinterpretasikan sama oleh seluruh
masyarakat. Oleh karena itu, masalah proses komunikasi yang melibatkan unsur
decoding, interpreteting dan encoding perlu menjadi perhatian redaksi media
massa bila mereka mengaharapkan adanya penginterpretasian atau pemaknaan yang
sama pada diri khalayak terhadap pesan yang disampaikan.
0 komentar:
Posting Komentar