Senin, 19 Mei 2014

Menunggu 1 sapa..? Ahh Rasa..!

Ada apa dengan hatiku dan hati adikku ini (Wie Fugu) ? kok setiap yang adiku tulis..seakan sepaham dengan hatiku..? tapi gak mungkin kalo kita berjodoh..hahahah :D Memang..terlalu banyak kesaman dari kami.. Adikku ini..harusnya ku panggil kakak, karna dia terlahir lebih dulu daripada aku.. tapi dia slalu memanggilku Kakak,, karna dia menganggap aku lebih dewasa darinya..haahah ini terdengar sedikit anehh..
Kali ini.. aku kembali berbagi tulisannya,, yang sepaham denganku.. :

Ahh Rasa!


Entah kenapa aku begitu suka mendalami rasa. Ada apa dengan dia, hingga aku bersusah payah mengartikannya. Apa karena aku terlalu pengecut, dan meragukannya. Takut dengan apa yang aku rasakan, takut jika ternyata aku kerliru.

Bukan ini bukan tentang hal itu. Ini tentang rasa khawatir, tentang rasa cemas, dan ketidak tenangan. Saat seseorang yang di tunggu sapanya tidak segera menyapa. Dan malah mengesampingkan kepala yang mulai terasa sakit karena sudah saatnya untuk terlelap, namun mata masih dipaksa bertahan. Karena masih menunggu satu sapa, yang dengan jelas tahu kalau dia memang tidak akan menyapa.

Bodohkah, atau apa? Bukan,,, ini bukan tentang hal itu juga. Ini tentang hati yang terasa kisruh. Dan ini juga bukan tentang satu sapa saja, tapi tentang hatinya juga.

Sudahkah ia memberi sedikir ruang di hatinya untukku? Jangan. Itu pertanyaan yang salah. Mungkin akan lebih baik jika kamu menanyakan. Apakah dia senang memiliki teman bicara sepertiku? Apa aku cukup membuatnya terkesan? Apakah aku cukup meneynangkan untuk jadi seorang sahabat? Iya... Pertanyaan-pertanyaan seperti itu saja. Jangan yang terlalu lancang. Kamu masih terlalu asing untuk menanyakan hal yang pertama tadi.

Dan benar saja mataku sudah sangat tidak mau dikompromi lagi. Dan tentu saja tidak ada satu sapa pun darinya. Sudahlah,,, Aku cukup menyakini kalau dia baik-baik saja, begitu pun dengan hatinya.

Ini ceritanya..(Wie Fugu)..yang mungkin juga ceritaku..?

Aku dan yang ku anggap adiku ini ( Dewi Fugu / Dewi Susanti), bisa dibilang kita sangat menyukai sastra.. bahasa yang indah dan lembut..serta memilukan hati. Tapi..aku belum sehebat adikku ini.. saat kita bercerita tentang cinta..aku slalu menyuruhnya membuatkanku untaian kata dari apa yang sedang kurasakan.. Lama aku tak mengunjungi blognya,,dan kurasa tulisannya kali ini hampir mirip dengan yang kurasakan..hihiihi :)

Ini ceritanya..(Wie Fugu)..yang mungkin juga ceritaku..? :

Sekarang Tidak Lagi

Aku sudah bosan memikirkan tentang kita. Tapi ketimbang kita aku lebih sering memikirkan tentang kamu. Dan itu sudah aku lakukan jauh sebelum aku memikirkan tentang kita.

Awalnya memang aku hanya ingin memikirkan tentang kamu, dan tidak sedikit pun ingin kita. Namun orang-orang ternyata benar, cinta tak sepolos itu untuk bisa hidup tanpa orang yang dikasihi.

Aku lebih sering menanyai dan diberi tahu dari pada ditanyai. Dan itu sedikit mengecilkan hatiku. Aku ingin ditanyai untuk suatu waktu. Hanya sedikit saja, menandakan kalau ia peduli. Tapi aku tidak semudah itu mendapatkan pertanyaan darinya, waktuku tidak cukup banyak untuk membuatnya mempertanyakanku. Dan tentunya aku tidak cukup menarik untuk menumbuhkan rasa keingin tahuanya terhadapku.

Ia yang ku sebut kamu untuk beberapa waktu lalu, terlalu sering membuat rasaku memanas. Aku sering bertanya kenapa, namun ia hanya menjawab ia hanya menyukainya. Ya, itu saja. Dan kupikir itu tidak cukup untuk dijadikan alasan. Karena kalian tahu, bukankah rasa itu sangat tidak mengenakan. Bahkan tidak sedikitpun aku menyukainya. Karena bagiku itu sama sekali tidak berguna. Apa mungkin yang selama ini aku tunjukan, aku perlihatkan dan aku nyatakan itu kurang cukup menandai apa yang ada di dalam hatiku?

Hanya saja dia tidak pernah menatap mataku, mungkin jika ia bisa, ia akan mengerti. Hmm, kurasa kini, tidak ada lagi yang perlu aku tunjukan. Sepertinya ia pun sudah cukup menandai keberadaanku sampai saat kemarin, dan sekarang tidak lagi.

PUISI CINTA

Selamatt pagi..ku sapa mentari dengan senyuman.. :) pagi ini ingin rasanya aku berlayar.. mengitari dunia..dan yang ku temukan adalah sepucuk Puisi ini :

 " I don't wanna cry "

Aku terbiasa menikmati luka
Membiarkannya menggerogoti hati
Tertawa adalah caraku sembunyikan air mata
Kubiarkan dunia menyangka aku baik-baik saja
Kubiarkan semesta menutup rasa lelah yang tersimpan di dada
Tertawa adalah caranya menunjukkan rasa cintanya
Dia buat dunia menyangka hanya dia yang mencintaimu begitu dalamnya
Dia buat semua orang percaya hanya dia yang mengerti dirimu sebenarnya
Tanpa pernah dia menyadari ada aku, yang jauh lebih mencintaimu
Yang jauh lebih memahamimu
Yang jauh lebih mengerti binar matamu
Tertawa adalah caramu menyakitiku
Karena dengan tawa itu, aku semakin sadar…
Bahwa aku semakin terperosok dalam pusaran cinta tanpa balas
Tertawa adalah caramu menyudutkanku
Karena dengan tawa itu, aku tahu…
Kau hanya tertawa selebar itu untuknya
Tanpa aku bisa mengartikan tawamu padanya, yang terlalu abstrak
Apakah itu bahasa cinta?
Dan dengan hati kembali tersayat luka, mata kembali basah oleh air mata,
Aku memilih kembali menikmati rasa sakit, sambil menebar tawa
Lalu seisi jagad raya kembali menyangka aku baik-baik saja.


by Atina Ilma

PUISI : ALUNAN ILUSI

" Alunan Ilusi "

Walau mata tertutup atau terbuka
Hanya dia yang ku lihat
Ada yang ku kenang
Tapi ku hiasi dengan impian

Dalam hal cinta
Tak ada yang tidur atau terjaga
Aku percaya padamu, namun aku ragu,
Bahkan tidak percaya pada diriku sendiri.

Ini bagai sihir yang membuat tak berdaya
Walau ada kebencian di dunia
Tapi di hati tetap ada cinta
Keputusan begini terjadi jauh diatas langit..

PUISI : MENGHUNUS RINDU

 " Menghunus Rindu "



Keheningan malam mulai menjadi saksi
Hembusan angin menghempas raga
Teringat jiwa yang terabaikan
Membendung asa yang terbengkalai

Butiran itu perlahan jatuh
Menetes, tetes demi tetes di pipi
Menumpahruahkan kemelut didada
Memeluk jiwa dalam angan

Bulan bersembunyi dibalik awan hitam
Gemercik air pun mulai terdengar
Turunnya hujan seakan pertanda
Dan langit seakan memahami

Bahwa Matahari akan tetap bersinar
Meski hujan akan terus membasahi bumi..


Rabu, 14 Mei 2014

INISIASI 8 LAYANAN PERPUSTAKAAN


Peningkatan Kualitas Layanan Pemakai
Keberhasilan organisasi dalam memasuki lingkungan global dipengaruhi oleh (4) empat faktor yaitu : 1) Kecepatan organisasi dalam merespon kebutuhan pemakai/konsumen; 2) Fleksibilitas personil dalam penyesuaian diri dengan perubahan lingkungan bisnis, kemampuan belajar keterampilan baru, kebersediaan memasuki lingkungan baru yang sama sekali belum pernah dikenal; 3) Keterpaduan antara organisasi dengan stockholder untuk memenuhi kebutuhan pemakai; dan 4) Kemampuan organisasi untuk menciptakan produk baru dan proses baru untuk memenuhi perubahan kebutuhan pemakai/konsumen. 2. Penyediaan jasa dan produk perpustakaan harus berangkat dari anggapan bahwa pemakai perpustakaan adalah konsumen dari segala produk yang dihasilkan (user oriented services) 3. Penilaian atau kriteria mengenai Perpustakaan yang baik dikemukakan Sutarno (2006) sebagai berikut: a. terwujudnya kinerja dan performa perpustakaan yang optimal; b. mampu memberikan layanan yang memuaskan kepada pemakai; c. terjadi alih/ perpindahan informasi (transfer information) dari sumbernya di perpustakaan kepada pemakai; d. dalam jangka panjang adanya perubahan pada pemakai perpustakaan dalam hal pengetahuan dan pengalaman, wawasan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap serta perilaku (attitudes). 4. Layanan perpustakaan yang efektif, yaitu layanan yang dapat memenuhi keinginan pemakai dalam hal: a. penyediaan informasi yang sesuai dengan keinginan pemakai; b. waktu yang tepat, leluasa, memadai dan tidak terlalu mengikat; c. kebebasan, tata cara dan akses informasi, tidak kaku dengan pengawasan longgar, tetapi tertib, kondusif dan simpatik. d. suasana yang menyenangkan, aman, tenang, dan tentram. e. sikap dan perilaku petugas yang penuh perhatian, ramah, bersifat membimbing, dan menguasai masalah; f. tata tertib perpustakaan yang sederhana; g. adanya fasilitas dan kemudahan dalam menggunakan fasilitas dan sumber informasi di perpustakaan; h. memberikan kesan yang baik, menyenangkan dan memuaskan sehingga menimbulkan keinginan pemakai untuk kembali lagi; i. dan berorientasi pada kebutuhan pemakai. 5. Metode Pengukuran Kepuasan Pemakai a. Rumusan kepuasan dengan membandingkan antara harapan dan kenyataan yaitu sebagai berikut: Jika harapan < kenyataan maka sangat puas Jika harapan = kenyataan maka puas Jika harapan > kenyataan maka tidak puas b. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pemakai menurut Kotler yaitu antara lain: 1) Sistem keluhan dan saran 2) Survei kepuasan pemakai 3) Ghost shopping 4) Analisis kehilangan pemakai (lost customer analysis)
1. Layanan prima perpustakaan merupakan suatu bentuk layanan personal staf Perpustakaan terhadap pemakai Perpustakaan. Seluruh staf perpustakaan atau pustakawan harus bersifat proaktif untuk dapat memberikan layanan ini. 2. Sasaran Layanan Prima: a. Memuaskan Pemakai b. Meningkatkan loyalitas pemakai c. Meningkatkan jumlah pengunjung dan kualitas layanan d. Meningkatkan nilai perpustakaan 3. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi upaya pelayanan prima suatu perpustakaan seperti disampaikan oleh Martiningsih (2007), antara lain sebagai berikut: a. Faktor Kesadaran b. Faktor Aturan c. Faktor Organisasi d. Faktor Keterampilan dan Kemampuan e. Faktor Sarana Pelayanan

LATIHAN 3 1. Identifikasi layanan perpustakaan yang ada di lingkungan kerja Anda, lalu simpulkanlah temuan Anda, apakah layanan yang ada telah sesuai dengan keinginan pengguna? 2. Ilustrasikan mengenai bentuk perpustakaan menurut paradigma lama dan paradigma baru! 3. Jelaskan perbedaan antara sistem temu kembali dengan sistem intern dan sistem ekstern! 4. Ada berapa jenis layanan perpustakaan digital yang sekarang ini kita kenal, Jelaskan! 5. Dari sekian layanan perpustakaan digital yang tersedia, mana yang paling Anda sukai? Jelaskan jawaban Anda! 6. Jelaskan perbedaan antara Web Browsing, Home Page, Web Page dan Web Site.



INISIASI 7 LAYANAN PERPUSTAKAAN

Beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemustaka, antara lain :
1. Presentasi atau Ceramah
2. Tur Perpustakaan
3. Penggunaan Audiovisual
4. Permainan dan Tugas Mandiri
5. Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet
Kerjasama Antar PerpustakaanDalamPelayananInformasi
1. Jaringan Kerjasama Antar Perpustakaan
Beberapa manfaat jaringan kerjasama perpustakaan antara lain:
a. Menyediakan akses yang cepat dan mudah meskipun melalui jarak jauh;
b. Menyediakan informasi yang lebih mutakhir yang dapat digunakan secara lebih fleksibel bagi pemustaka sesuai kebutuhannya;
c. Memudahkan format ulang dan kombinasi data dari berbagai sumber (pengemasan ulang informasi).
Adapun fungsi dari kerjasama dan jaringan perpustakaan adalah untuk:
a. Memberikan akses yang lebih luas terhadap koleksi;
b. Memperbaiki pelayanan dan teknis perpustakaan;
c. Meningkatkan aktivitas dalam berbagai sumber daya perpustakaan;
d. Mengurangi duplikasi koleksi;
e. Menciptakan pelayanan perpustakaan yang lebih efisien.
2. Bentuk Kerjasama Antar Perpustakaan
Ada beberapa bentuk kerjasama antar perpustakaan yang lazim dilakukan, antara lain:
1. Kerjasama pengadaan
2. Kerjasama Pertukaran dan Redistribusi
3. Kerja sama pengolahan
4. Kerja sama penyediaan fasilitas
5. Kerja sama pinjam antar perpustakaan (interlibrary loan)
6. Kerja sama antar pustakawan
7. Kerja sama penyusunan katalog induk
8. Kerja sama Pemberian Jasa dan Informasi

Di Indonesia, beberapa perguruan tinggi sudah membangun jaringan kerjasama pemanfaatan fasilitas perpustakaan seperti Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi (FKP2T) dengan menggunakan Kartu Sakti (Sarana Komunikasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri). Manfaat kartu ini adalah agar para penggunanya dapat mengakses bahan-bahan pustaka dan fasilitas lainnya dari perpustakaan yang tergabung dalam forum tersebut. Kartu berlaku selama 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang. 
Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2T) ini terdiri dari 25 PTN di Jawa dan 4 PTN di luar Jawa., yaitu sebagai berikut: 
1. UGM Yogyakarta 
2. Universitas Jember 
3. Universitas Negeri Yogyakarta 
4. ISI Yogyakarta 
5. Universitas Sebelas Maret [UNS] Surakarta
6. STSI Surakarta
7. Universitas Diponegoro Semarang
8. Universitas Negeri Semarang
9. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
10. Universitas Brawijaya Malang
11. Universitas Negeri Malang
12. Universitas Negeri Surabaya
13. Universitas Airlangga
14. ITS Surabaya
15. Universitas Negeri Jakarta
16. Universitas Terbuka Jakarta
17. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18. STAIN Jember
19. STAIN Malang
20. UIN Sunan Ampel Surabaya
21. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
22. UIN Walisongo Semarang
23. ITB Bandung
24. IPB Bogor
25. UPI Bandung
26. Universitas Lampung
27. Universitas Udayana Bali
28. Universitas Mataram NTB
29. Politeknik Negeri Singaraja


PENDIDIKAN PEMAKAI PERPUSTAKAAN Bimbingan pemakai perpustakaan atau pendidikan pemakai perpustakaan memiliki nama yang berbeda-beda (tergantung dari jenis perpustakaannya). Pada perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi, kegiatan ini dinamakan ‘pendidikan pemakai perpustakaan’; pada perpustakaan umum kegiatan semacam ini dinamakan dengan ‘library tour’, sedangkan di perpustakaan khusus dinamakan ‘orientasi perpustakaan’. Pada bab selanjutnya akan terlihat, bahwa dalam pendidikan pemakai Perpustakaan ternyata ada beberapa tingkatan dan media yang dapat digunakan, dimana istilah-istilah tersebut ternyata adalah adalah salah satu dari tingkatan ataupun media yang digunakan dalam pendidikan pemakai Perpustakaan.
1. Pendidikan pemakai adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan agar dapat mendayagunakan fasilitas, koleksi, informasi dan layanan yang tersedia di perpustakaan secara efektif. 2. Pada umumnya kegiatan pendidikan pemakai terdiri dari 2 (dua) tingkatan, yaitu: a. Orientasi Perpustakaan. Program ini berfokus pada tujuan agar para peserta mengetahui keberadaan Perpustakaan dan layanan-layanan yang tersedia dan memungkinkan peserta belajar mengenai pemanfaatan Perpustakaan secara umum: misalnya mengenai jam buka perpustakan; cara menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan, dan cara peminjaman bahan pustaka. b. Instruksi bibliografi. Program ini berfokus pada tujuan agar peserta dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk suatu tujuan khusus dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan bahan pustaka yang ada di Perpustakaan. 3. Di samping pembagian di atas, Rice (1981) membagi pendidikan pemakai ke dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Orientasi Perpustakaan, Pengajaran Perpustakaan dan Pengajaran/ Instruksi Bibliografi. 1. Tujuan umum dari kegiatan pendidikan pemakai adalah agar pemakai perpustakaan dapat memanfaatkan semua bentuk sarana dan layanan perpustakaan dengan mudah dan efektif. Alasan perlunya diadakan pendidikan pemakai adalah sebagai upaya untuk menghindari kebingungan pemakai dalam menggunakan layanan Perpustakaan, di samping untuk memperkenalkan situasi dan kondisi Perpustakaan.
Materi Pendidikan Pemakai
1. Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 (dua) tingkatan pendidikan, yaitu orientasi perpustakaan dan instruksi bibliografi. Tetapi Ruce (1981) menambahkan tingkat pengajaran perpustakaan sebagai tingkat atau tahap antara orientasi perpustakaan dan instruksi bibliografi. 2. Secara umum materi yang diberikan dalam program orientasi perpustakaan hampir sama untuk setiap jenis kegiatan perpustakaan, yaitu mengenai pengenalan perpustakaan secara umum. Perbedaannya hanya terletak pada kedalaman penjelasan atau materi yang diberikan. 3. Pengajaran Perpustakaan adalah program lanjutan dari orientasi Perpustakaan. Materinya biasanya mencakup pengenalan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan mengenai subjek tertentu serta teknik penggunaan sumber informasi dan perpustakaan yang efektif dan efisien. Sedangkan dalam Instruksi Bibliografi, materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Di perguruan tinggi, level ketiga ini bisa ditawarkan melalui mata ajar formal sebagai bagian dari kurikulum.
Metode dan Strategi Penyelenggaraan Pendidikan Pemakai
. Menurut Kosterman suatu metode pengajaran yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat; b. dapat membuat peserta tertarik untuk memperhatikan dan memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan; c. dapat mendorong peserta untuk ambil bagian dengan menolongnya mempersiapkan pelajaran – pelajaran; d. dapat ditindaklanjuti; e. dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.
1. Beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai perpustakaan, antara lain: Presentasi atau Ceramah, Tour Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan Tugas Mandiri, Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet, dan pemberian latihan. Masing-masing metode dapat dikombinasikan agar penyampaian materi pendidikan dapat lebih efektif. Penentuan metode yang akan diterapkan tergantung pada kemampuan masing-masing perpustakaan, kesiapan pustakawan dan kebutuhan dari peserta pendidikan.
. Evaluasi program pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan dan analisa informasi yang berkaitan dengan input, variabel-varabel yang mempengaruhi proses pendidikan, dan output. 2. Dalam konteks pendidikan pemakai Perpustakaan, evaluasi juga dimaksudkan untuk mengetahui dampaknya terhadap penggunaan Perpustakaan dan suatu sistem informasi. 3.. Tujuan dasar evaluasi program pendidikan adalah untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pembuatan keputusan mengenai penyelenggaraan pendidikan yang telah dilakukan melalui proses pengumpulan dan analisa informasi. 3. Dilihat dari metode yang digunakan dalam pengumpulan dan analisa data, ada 3 (tiga) jenis evaluasi, yaitu psikometrik, sosiologis, dan iluminatif atau responsif. 4. Sedangkan bila dilihat dari waktu pelaksanaan evaluasi maka pada umumnya ada 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu formatif dan sumatif. 5. Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan program pendidikan dan dampaknya terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku pemakai perpustakaan sebagai hasil belajar maka dapat digunakan pengukuran keberhasilan program pendidikan yaitu: ukuran objektif dan ukuran subjektif. 6. Ukuran objektif berfokus pada ragam perilaku yang ingin dicapai sebagai hasil belajar meliputi pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan ukuran subjektif dilakukan untuk mengukur sejauhmana pemakai merasa nyaman atau percaya diri (sikap) atas kemampuan mereka dalam menggunakan perpustakaan. 7. Indikator pencapaian hasil belajar atau manifestasi dari perubahan dan perkembangan perilaku setelah mengikuti program pendidikan pemakai dapat

INISIASI 6 LAYANAN PERPUSTAKAAN

Pendidikan Pemustaka
Pada umumnya, kegiatan pendidikan pemustaka terdiri dari 3 tingkatan, yaitu orientasi perpustakaan, instruksi bibliografi dan program literasi informasi. Perbedaan tingkat pendidikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Orientasi Perpustakaan
a. Pengenalan Denah/Gedung Perpustakaan
b. Pengenalan Peraturan Perpustakaan
c. Pengenalan Dasar Sarana Penelusuran informasi
d. Pengenalan terhadap Bagian-bagian Layanan Perpustakaan
e. Pengenalan terhadap Penempatan Koleksi
2. Instruksi Bibliografi
3. Literasi Informasi


Sistem Peminjaman Kuno
Sistem peminjaman pada awalnya menggunakan buku catatan. Pencatatan buku-buku yang dipinjam dan nama peminjam ditulis dalam sebuah buku catatan. Sistem ini dikembangkan menjadi sistem ledger. Pencatatan buku yang dipinjam ada pada halaman di mana nama seorang peminjam berada. Ini juga masih menggunakan buku. Perkembangan selanjutnya adala sistem dummy. yaitu, buku-buku yang dipinjam digantikan oleh dummy yaitu dengan cara mencatat nomor peminjam dan bilamana buku harus dikembalikan. Sistem ini dianggap kurang praktis, dan digantikan sistem slip. Sistem ini kemudian berkembang menjadi sistem kartu dan muncullah Sistem Peminjaman Browne. Walaupun penciptanya orang Amerika, tetapi disukai di Inggris.
Sistem Peminjaman Browne ditemukan oleh Nina E. Browne, pustakawan Library Bureau di Boston, Massachussette, awal abad ke-20. Sistem peminjaman ini digunakan oleh banyak perpustakaan di Inggris. Dalam sistem pelayanan hastawi (manual) sistem ini memiliki kecepatan yang tinggi dibandingkan sistem hastawi yang lain. Sistem Peminjaman Browne terdesak oleh datangnya sistem peminjaman berkomputer, seperti VTLS (Virginia Tech Library System), daru USA, SISPUKOM (Sistem Perpustakaan Berkomputer) dari Malaysia. Sistem Peminjaman (Nework Changing System) Sistem Peminjaman Newark mulai dipakai pada tahun 1900 oleh Perpustakaan Umum Newark New Jersey, semasa dipimpin oleh John Cotton Dana. Sistem Peminjaman Newark memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan.
Keuntungan sistem ini adalah: 1. masing-masing peminjam bisa mengetahi buku macam apa yang sering dipinjamnya, 2. setiap saat bisa diketahui buku ada di mana, siapa yang meminjam, dan bilamana harus dikembalikan, 3. jika ada perbedaan waktu peminjaman, bisa dicatat dengan mudah, 4. buku-buku yang dipesan bisa diketahui di mana adanya, 5. petugas nonprofesional bisa mengerjakan pekerjaan ini dengan baik, 6. dalam sebuah perpustakaan besar dengan banyak cabangnya, kartu peminjaman bisa, dipergunakan di cabang mana saja, dan 7. penyiangan bisa dikerjakan dengan baik.
Sedang kekurangan Sistem Peminjaman Newark adalah: 1. pekerjaan rutin lambat, memakan banyak waktu dan membosankan, 2. sangat mudah terjadi kesalahan dalam mencatat nomor panggil buku ke dalam kartu anggota, 3. pada jam-jam sibuk, meja peminjaman bisa berantakan, karena begitu banyak transaksi yang harus diselesaikan, 4. memerlukan dua jajaran pendaftaran. Satu, jajaran nama anggota perpustakaan yang disusun menurut abjad, lengkap dengan alamat mereka masing-masing. Kedua, jajaran nomor pendaftaran, 5. tiap buku memerlukan tiga kartu yang menuntut waktu dalam mengerjakannya, yaitu kartu buku, kantong kartu buku, dan batas waktu peminjaman, dan 6. lembaran batas waktu tanggal kembali ditempelkan di bagian belakang buku yang membuat buku menjadi kelihatan kotor.