Rabu, 14 Mei 2014

INISIASI 3 TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Penerapan konsep teknologi informasi  untuk  membangun  perpustakaan elektronik

Perkembangan perpustakaan elektronik mempunyai kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu di Indonesia. Hal tersebut terjadi terutama karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta tuntutan pengguna yang semakin tinggi terhadap kemudahan akses dan kecepatan mendapatkan informasi.

Tuntutan yang semakin tinggi dari pengguna merupakan paradigma baru dari prilaku pengguna saat ini. Apabila perpustakaan tidak mengakomodasi tuntutan ini maka ada kemungkinan perpustakaan akan semakin ditinggalkan oleh penggunanya.

Menurut Siregar (2008), karakteristik perpustakaan elektronik dalam lingkungan perpustakaan adalah sebagai berikut: (1) Akses terhadap perpustakaan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dapat diakses dari mana dan kapan saja; (2) koleksi dalam bentuk elektronik akan terus meningkat dan koleksi dalam bentuk cetak akan menurun; (3) Koleksi dapat berbentuk teks, gambar dan atau suara; (4) Penggunaan informasi elektronik akan terus meningkat dan penggunaan bahan tercetak akan menurun; (5) Pengeluaran anggaran informasi akan beralih dari kepemilikan kepada pelangganan dan lisensi; (6) Pendanaan untuk peralatan dan infrastruktur akan meningkat; (7) Penggunaan bangunan akan beralih dari ruang koleksi ke ruang studi; dan (8) Pekerjaan, pelatihan dan rekrutmen akan berubah.

Pendapat Siregar di atas, maka perpustakaan elektronik lebih tepat dipersamakan dengan perpustakaan digital. Perpustakaan yang andal di masa depan adalah perpustakaan yang memiliki kemampuan akses yang tiggi dengan bantuan teknologi informasi terhadap ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, perpustakan digital merupakan perpustakaan yang dimotori oleh keunggulan teknologi. Sistem dan manajemennya telah didukung oleh teknologi serta koleksi-koleksinya berupa teknologi digital.

Dalam perencanaan sistem informasi dikenal siklus hidup pengembangan system, SDLC (Systems Development Life Cycle), kegiatan yang dipertimbangkan dalam perencanaannya meliputi investigasi (identifikasi), analisis, desain, implementasi dan pemeliharaan (dan evaluasi)


Aspek terpenting pengelola dalam perencenaan sistem informasi menyeluruh adalah keterlibatan langsung pengelola dalam tahap perencanaan, rancang bangun, dan penerapan. Keterlibatan pengelola dalam perencanaan atau rancang bangun dikarenakan:
1. Keterlibatan pengelola diperlukan untuk meyakinkan pengembangan yang tepat waktu, akurat, dan informasi yang dibutuhkan untuk memperoleh pendapatan atau impak potensial dan pengendalian biaya.
2. Kegunaan sistem dalam berbagai bidang akan mempunyai dampak pada sumber daya manusia dan struktur organisasi yang harus diketahui sedini mungkin dan direncanakan dalam keseluruhan pengembangan dan penerapan sistem.
3. Adanya kebutuhan untuk meyakinkan bahwa sasaran kegiatan yang tepat dalam pertimbangan dapat dicapai secara berkesinambungan.


Dalam merencanakan pembangunan perpustakaan digital, perencana atau pengembang harus memiliki data dasar tentang sistem yang sudah ada atau berjalan. Data dasar tersebut dikumpulkan berdasarkan kondisi  riel yang ada di lapangan. Data dasar tersebut dapat dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner atau pengamatan di lapangan.
Dengan berlandaskan data dasar tersebut, perencana atau pengembang dapat membuat gambaran tentang kondisi yang ada sekarang,  kondisi riel yang diinginkan dalam setahun ke depan dan kegiatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memelihara dan mengembangkan sistem yang baru dibangun.

Sistematika Grand Desain
Sistematika grand desain pembangunan perpustakaan digital berisi tentang :
1. Pendahuluan
Menjabarkan latarbelakang permasalahan, tujuan pembangunan atau pengembangan sistem, ruang lingkup dan sistematika pelaporan.
2. Tinjauan terhadap sistem
Informasi dasar lembaga, tinjauan terhadap sistem yang sedang berjalan serta analisis dan evaluasi sistem
3. Perancangan Sistem Global
Menjelaskan hasil identifikasi terhadap sistem yang sudah dan sedang berjalan, pemecahan masalah, spesifikasi kebutuhan pemakai dan batasan perancagan sistem.
Identifikasi sistem berisi hasil pemantauan berdasarkan wawancara dan  pengamatan terhadap setiap bagian dari sistem yang terlibat. Kompetensi dan kapasitas sumberdaya manusia, kondisi yang ada dari infrastruktur baik hardware ataupun softwarenya.
Hardware yang ada misalnya keberadaan komputer server, pengolahan, pelayanan, perlengkapan lain seperti hub, kabel LAN, switch, UPS, scanner, printer, wireless access point, konektor dan sebagainya.  Pengamatan terhadap hardware biasanya berdasarkan spesifikasinya.
4. Rencana pengembangan sistem dari waktu ke waktu yang dituangkan dalam jadwal kegiatan.  Rencana pengembangan terhadap sumberdaya yang ada baik dana, sumberdaya manusia dan infrastruktur berdasarkan waktu.
5. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran berisi rekomendasi dari  perancangan global yang  dilakukan, perhatian yang harus diberikan oleh stack holder dan pengambil kebijakan  terhadap kelemahan sistem yang akan dibangun dan saran perbaikannya.

Dengan memperhatikan  system  informasi yang diperlukan dalam pengelolaan perpustakaan elektronik maka data-data yang diperlukan untuk membangun perpustakaan elektronik punharus dipersiapkan agar semua materi, koleksi perpustakaan bahkan SDM siap mengoperasionalkan perpustakan elektronik.

0 komentar: