Proses psikologis diasosiasikan dengan interpretasi
dan pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu, dikenal dengan
persepsi. Menurut Fisher, persepsi didefinisikan sebagi interpretasi terhadap
berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal. Jadi persepsi
adalah pengetahuan yang dapat ditangkap oleh indera kita, karenanya persepsi
mensyaratkan:
1. adanya objek eksternal yang dapat ditangkap
oleh indera kita.
2. adanya informasi untuk diinterpretasikan.
3. menyangkut sifat representatif dari
penginderaan.
Karenanya persepsi tidak lebih dari sekedar
pengetahuan mengenai apa yang tampak sebagai realitas bagi diri kita. Realitas
yang kita persepsikan seringkali adalah yang paling jelas, pribadi, penting dan
terpercaya bagi kita. Sementara indera kita punya keterbatasan, karenanya bisa
jadi pengetahuan yang kita simpulkan bukanlah suatu kenyataan yang sebenarnya.
Sifat-sifat persepsi
Persepsi terjadi di dalam benak individu yang
mempersepsi, bukan didalam objek dan selalu merupakan pengetahuan tentang
penampakan. Maka apa yang mudah menurut kita belum tentu mudah bagi orang lain,
atau apa yang jelas menurut orang lain mungkin terasa membingungkan bagi kita.
Dalam konteks inilah kita perlu memahami sifat-sifat persepsi:
1. persepsi adalah pengalaman.
Untuk memaknai seseorang, objek atau peristiwa
kita menginterpretasikannya dengan pengalaman masa lalu yang menyerupainya.
Pengalaman menjadi pembanding untuk mempersepsikan suatu makna.
2. persepsi adalah selektif.
Kita melakukan seleksi pada hal-hal yang kita
inginkan saja, sehingga mengabaikan yang lain. Kita mempersepsikan hanya yang
kita inginkan atas dasar sikap, nilai dan keyakinan yang ada dalam diri kita,
dan mengabaikan karakteristik yang berlawanan dengan keyakinan atau nilai yang
kita miliki.
3. persepsi adalah penyimpulan.
Mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu
proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi
adalah penyimpulan atas informasi yang tidak lengkap. Artinya mempersepsikan
makna adalah melompat pada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan
atas data sesungguhnya, tapi hanya berdasar penangkapan indra yang terbatas.
4. persepsi tidak akurat.
Setiap persepsi yang kita lakukan akan
mengandung kesalahan dalam kadar tertentu. Ini disebabkan oleh pengalaman masa
lalu, selektivitas dan penyimpulan. Semakin jauh jarak antara orang yang
mempersepsi dengan objeknya, maka semakin tidak akurat persepsinya.
5. persepsi adalah evaluatif.
Persepsi tidak pernah objektif, karena kita
melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai
dan keyakinan pribadi yang digunakan untuk memberi makna pada objek yang
dipersepsi. Kita cenderung mengingat hal-hal yang memiliki nilai tertentu bagi
diri kita (bisa sangat baik atau sangat buruk). Sementara yang biasa-biasa saja
cenderung kita lupakan dan tidak bisa diingat dengan baik.
Beberapa Elemen Persepsi
1. sensasi/penginderaan dan interpretasi.
Ketika individu menangkap sesuatu melalui
inderanya (melihat, mendengar, mencicipi, membau dan meraba) maka secara
simultan ia akan menginterpretasikan makna dari hasil penginderaan.
2. Harapan.
Kita cenderung untuk mendengar apa yang kita
harapkan untuk didengar dan melihat apa yang kita harapkan untuk dilihat.
3. bentuk dan latar belakang (figure &
ground).
Persepsi mencakup pembedaan antara informasi
yang menjadi figure (informasi yang dianggap penting/relevan) dan informasi
yang menjadi background (informasi yang kurang penting/relevan).
4. perbandingan.
Orang biasanya ingin meyakini kebenaran
persepsinya. Caranya adalah dengan melakukan perbandingan berdasarkan
pengalaman yang pernah dialaminya.
5. konteks.
Seperangkat fenomena yang mendasari suatu
objek untuk dimaknai.
Sdr. Mahasiswa,
Selanjutnya, kita akan membahas sedikit
tentang sikap. Nina Ariyani, penulis modul Psikologi Perpustakaan, menyimpulkan
pendapat berbagai ahli tentang sikap. Menurut Nina, sikap adalah suatu kecenderungan
yang dipelajari untuk bertingkah laku tertentu terhadap suatu obyek. Di dalam
sikap terdapat perasaan dan emosi yang menyebabkan terjadinya proses evaluatif
dalam diri individu yang menimbulkan perasaan suka atau tidak suka terhadap
obyek sikap tersebut. Nina memberikan contoh tentang bagaimana mahasiswa UT
mempunyai sikap tertentu terhadap perpustakaan UT.
0 komentar:
Posting Komentar