Rabu, 14 Mei 2014

INISIASI 6 PSIKOLOGI PERPUSTAKAAN

Proses psikologis diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu, dikenal dengan persepsi. Menurut Fisher, persepsi didefinisikan sebagi interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal. Jadi persepsi adalah pengetahuan yang dapat ditangkap oleh indera kita, karenanya persepsi mensyaratkan:

 1. adanya objek eksternal yang dapat ditangkap oleh indera kita.
 2. adanya informasi untuk diinterpretasikan.
 3. menyangkut sifat representatif dari penginderaan.

Karenanya persepsi tidak lebih dari sekedar pengetahuan mengenai apa yang tampak sebagai realitas bagi diri kita. Realitas yang kita persepsikan seringkali adalah yang paling jelas, pribadi, penting dan terpercaya bagi kita. Sementara indera kita punya keterbatasan, karenanya bisa jadi pengetahuan yang kita simpulkan bukanlah suatu kenyataan yang sebenarnya.

 Sifat-sifat persepsi

Persepsi terjadi di dalam benak individu yang mempersepsi, bukan didalam objek dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka apa yang mudah menurut kita belum tentu mudah bagi orang lain, atau apa yang jelas menurut orang lain mungkin terasa membingungkan bagi kita. Dalam konteks inilah kita perlu memahami sifat-sifat persepsi:

 1. persepsi adalah pengalaman.
 Untuk memaknai seseorang, objek atau peristiwa kita menginterpretasikannya dengan pengalaman masa lalu yang menyerupainya. Pengalaman menjadi pembanding untuk mempersepsikan suatu makna.

 2. persepsi adalah selektif.
 Kita melakukan seleksi pada hal-hal yang kita inginkan saja, sehingga mengabaikan yang lain. Kita mempersepsikan hanya yang kita inginkan atas dasar sikap, nilai dan keyakinan yang ada dalam diri kita, dan mengabaikan karakteristik yang berlawanan dengan keyakinan atau nilai yang kita miliki.

 3. persepsi adalah penyimpulan.
 Mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi adalah penyimpulan atas informasi yang tidak lengkap. Artinya mempersepsikan makna adalah melompat pada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data sesungguhnya, tapi hanya berdasar penangkapan indra yang terbatas.

 4. persepsi tidak akurat.
 Setiap persepsi yang kita lakukan akan mengandung kesalahan dalam kadar tertentu. Ini disebabkan oleh pengalaman masa lalu, selektivitas dan penyimpulan. Semakin jauh jarak antara orang yang mempersepsi dengan objeknya, maka semakin tidak akurat persepsinya.

 5. persepsi adalah evaluatif.
 Persepsi tidak pernah objektif, karena kita melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai dan keyakinan pribadi yang digunakan untuk memberi makna pada objek yang dipersepsi. Kita cenderung mengingat hal-hal yang memiliki nilai tertentu bagi diri kita (bisa sangat baik atau sangat buruk). Sementara yang biasa-biasa saja cenderung kita lupakan dan tidak bisa diingat dengan baik.

 Beberapa Elemen Persepsi

 1. sensasi/penginderaan dan interpretasi.
 Ketika individu menangkap sesuatu melalui inderanya (melihat, mendengar, mencicipi, membau dan meraba) maka secara simultan ia akan menginterpretasikan makna dari hasil penginderaan.

 2. Harapan.
 Kita cenderung untuk mendengar apa yang kita harapkan untuk didengar dan melihat apa yang kita harapkan untuk dilihat.

 3. bentuk dan latar belakang (figure & ground).
 Persepsi mencakup pembedaan antara informasi yang menjadi figure (informasi yang dianggap penting/relevan) dan informasi yang menjadi background (informasi yang kurang penting/relevan).

 4. perbandingan.
 Orang biasanya ingin meyakini kebenaran persepsinya. Caranya adalah dengan melakukan perbandingan berdasarkan pengalaman yang pernah dialaminya.

 5. konteks.
 Seperangkat fenomena yang mendasari suatu objek untuk dimaknai.


 Sdr. Mahasiswa,

 Selanjutnya, kita akan membahas sedikit tentang sikap. Nina Ariyani, penulis modul Psikologi Perpustakaan, menyimpulkan pendapat berbagai ahli tentang sikap. Menurut Nina, sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bertingkah laku tertentu terhadap suatu obyek. Di dalam sikap terdapat perasaan dan emosi yang menyebabkan terjadinya proses evaluatif dalam diri individu yang menimbulkan perasaan suka atau tidak suka terhadap obyek sikap tersebut. Nina memberikan contoh tentang bagaimana mahasiswa UT mempunyai sikap tertentu terhadap perpustakaan UT.

0 komentar: