Rabu, 14 Mei 2014

INISIASI 7 LAYANAN PERPUSTAKAAN

Beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemustaka, antara lain :
1. Presentasi atau Ceramah
2. Tur Perpustakaan
3. Penggunaan Audiovisual
4. Permainan dan Tugas Mandiri
5. Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet
Kerjasama Antar PerpustakaanDalamPelayananInformasi
1. Jaringan Kerjasama Antar Perpustakaan
Beberapa manfaat jaringan kerjasama perpustakaan antara lain:
a. Menyediakan akses yang cepat dan mudah meskipun melalui jarak jauh;
b. Menyediakan informasi yang lebih mutakhir yang dapat digunakan secara lebih fleksibel bagi pemustaka sesuai kebutuhannya;
c. Memudahkan format ulang dan kombinasi data dari berbagai sumber (pengemasan ulang informasi).
Adapun fungsi dari kerjasama dan jaringan perpustakaan adalah untuk:
a. Memberikan akses yang lebih luas terhadap koleksi;
b. Memperbaiki pelayanan dan teknis perpustakaan;
c. Meningkatkan aktivitas dalam berbagai sumber daya perpustakaan;
d. Mengurangi duplikasi koleksi;
e. Menciptakan pelayanan perpustakaan yang lebih efisien.
2. Bentuk Kerjasama Antar Perpustakaan
Ada beberapa bentuk kerjasama antar perpustakaan yang lazim dilakukan, antara lain:
1. Kerjasama pengadaan
2. Kerjasama Pertukaran dan Redistribusi
3. Kerja sama pengolahan
4. Kerja sama penyediaan fasilitas
5. Kerja sama pinjam antar perpustakaan (interlibrary loan)
6. Kerja sama antar pustakawan
7. Kerja sama penyusunan katalog induk
8. Kerja sama Pemberian Jasa dan Informasi

Di Indonesia, beberapa perguruan tinggi sudah membangun jaringan kerjasama pemanfaatan fasilitas perpustakaan seperti Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi (FKP2T) dengan menggunakan Kartu Sakti (Sarana Komunikasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri). Manfaat kartu ini adalah agar para penggunanya dapat mengakses bahan-bahan pustaka dan fasilitas lainnya dari perpustakaan yang tergabung dalam forum tersebut. Kartu berlaku selama 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang. 
Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2T) ini terdiri dari 25 PTN di Jawa dan 4 PTN di luar Jawa., yaitu sebagai berikut: 
1. UGM Yogyakarta 
2. Universitas Jember 
3. Universitas Negeri Yogyakarta 
4. ISI Yogyakarta 
5. Universitas Sebelas Maret [UNS] Surakarta
6. STSI Surakarta
7. Universitas Diponegoro Semarang
8. Universitas Negeri Semarang
9. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
10. Universitas Brawijaya Malang
11. Universitas Negeri Malang
12. Universitas Negeri Surabaya
13. Universitas Airlangga
14. ITS Surabaya
15. Universitas Negeri Jakarta
16. Universitas Terbuka Jakarta
17. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18. STAIN Jember
19. STAIN Malang
20. UIN Sunan Ampel Surabaya
21. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
22. UIN Walisongo Semarang
23. ITB Bandung
24. IPB Bogor
25. UPI Bandung
26. Universitas Lampung
27. Universitas Udayana Bali
28. Universitas Mataram NTB
29. Politeknik Negeri Singaraja


PENDIDIKAN PEMAKAI PERPUSTAKAAN Bimbingan pemakai perpustakaan atau pendidikan pemakai perpustakaan memiliki nama yang berbeda-beda (tergantung dari jenis perpustakaannya). Pada perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi, kegiatan ini dinamakan ‘pendidikan pemakai perpustakaan’; pada perpustakaan umum kegiatan semacam ini dinamakan dengan ‘library tour’, sedangkan di perpustakaan khusus dinamakan ‘orientasi perpustakaan’. Pada bab selanjutnya akan terlihat, bahwa dalam pendidikan pemakai Perpustakaan ternyata ada beberapa tingkatan dan media yang dapat digunakan, dimana istilah-istilah tersebut ternyata adalah adalah salah satu dari tingkatan ataupun media yang digunakan dalam pendidikan pemakai Perpustakaan.
1. Pendidikan pemakai adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan agar dapat mendayagunakan fasilitas, koleksi, informasi dan layanan yang tersedia di perpustakaan secara efektif. 2. Pada umumnya kegiatan pendidikan pemakai terdiri dari 2 (dua) tingkatan, yaitu: a. Orientasi Perpustakaan. Program ini berfokus pada tujuan agar para peserta mengetahui keberadaan Perpustakaan dan layanan-layanan yang tersedia dan memungkinkan peserta belajar mengenai pemanfaatan Perpustakaan secara umum: misalnya mengenai jam buka perpustakan; cara menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan, dan cara peminjaman bahan pustaka. b. Instruksi bibliografi. Program ini berfokus pada tujuan agar peserta dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk suatu tujuan khusus dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan bahan pustaka yang ada di Perpustakaan. 3. Di samping pembagian di atas, Rice (1981) membagi pendidikan pemakai ke dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Orientasi Perpustakaan, Pengajaran Perpustakaan dan Pengajaran/ Instruksi Bibliografi. 1. Tujuan umum dari kegiatan pendidikan pemakai adalah agar pemakai perpustakaan dapat memanfaatkan semua bentuk sarana dan layanan perpustakaan dengan mudah dan efektif. Alasan perlunya diadakan pendidikan pemakai adalah sebagai upaya untuk menghindari kebingungan pemakai dalam menggunakan layanan Perpustakaan, di samping untuk memperkenalkan situasi dan kondisi Perpustakaan.
Materi Pendidikan Pemakai
1. Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 (dua) tingkatan pendidikan, yaitu orientasi perpustakaan dan instruksi bibliografi. Tetapi Ruce (1981) menambahkan tingkat pengajaran perpustakaan sebagai tingkat atau tahap antara orientasi perpustakaan dan instruksi bibliografi. 2. Secara umum materi yang diberikan dalam program orientasi perpustakaan hampir sama untuk setiap jenis kegiatan perpustakaan, yaitu mengenai pengenalan perpustakaan secara umum. Perbedaannya hanya terletak pada kedalaman penjelasan atau materi yang diberikan. 3. Pengajaran Perpustakaan adalah program lanjutan dari orientasi Perpustakaan. Materinya biasanya mencakup pengenalan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan mengenai subjek tertentu serta teknik penggunaan sumber informasi dan perpustakaan yang efektif dan efisien. Sedangkan dalam Instruksi Bibliografi, materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Di perguruan tinggi, level ketiga ini bisa ditawarkan melalui mata ajar formal sebagai bagian dari kurikulum.
Metode dan Strategi Penyelenggaraan Pendidikan Pemakai
. Menurut Kosterman suatu metode pengajaran yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat; b. dapat membuat peserta tertarik untuk memperhatikan dan memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan; c. dapat mendorong peserta untuk ambil bagian dengan menolongnya mempersiapkan pelajaran – pelajaran; d. dapat ditindaklanjuti; e. dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.
1. Beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai perpustakaan, antara lain: Presentasi atau Ceramah, Tour Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan Tugas Mandiri, Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet, dan pemberian latihan. Masing-masing metode dapat dikombinasikan agar penyampaian materi pendidikan dapat lebih efektif. Penentuan metode yang akan diterapkan tergantung pada kemampuan masing-masing perpustakaan, kesiapan pustakawan dan kebutuhan dari peserta pendidikan.
. Evaluasi program pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan dan analisa informasi yang berkaitan dengan input, variabel-varabel yang mempengaruhi proses pendidikan, dan output. 2. Dalam konteks pendidikan pemakai Perpustakaan, evaluasi juga dimaksudkan untuk mengetahui dampaknya terhadap penggunaan Perpustakaan dan suatu sistem informasi. 3.. Tujuan dasar evaluasi program pendidikan adalah untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pembuatan keputusan mengenai penyelenggaraan pendidikan yang telah dilakukan melalui proses pengumpulan dan analisa informasi. 3. Dilihat dari metode yang digunakan dalam pengumpulan dan analisa data, ada 3 (tiga) jenis evaluasi, yaitu psikometrik, sosiologis, dan iluminatif atau responsif. 4. Sedangkan bila dilihat dari waktu pelaksanaan evaluasi maka pada umumnya ada 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu formatif dan sumatif. 5. Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan program pendidikan dan dampaknya terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku pemakai perpustakaan sebagai hasil belajar maka dapat digunakan pengukuran keberhasilan program pendidikan yaitu: ukuran objektif dan ukuran subjektif. 6. Ukuran objektif berfokus pada ragam perilaku yang ingin dicapai sebagai hasil belajar meliputi pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan ukuran subjektif dilakukan untuk mengukur sejauhmana pemakai merasa nyaman atau percaya diri (sikap) atas kemampuan mereka dalam menggunakan perpustakaan. 7. Indikator pencapaian hasil belajar atau manifestasi dari perubahan dan perkembangan perilaku setelah mengikuti program pendidikan pemakai dapat

0 komentar: