Beberapa
teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemustaka, antara lain :
1. Presentasi
atau Ceramah
2. Tur
Perpustakaan
3. Penggunaan
Audiovisual
4. Permainan
dan Tugas Mandiri
5. Penggunaan
Buku Pedoman atau Pamflet
Kerjasama Antar
PerpustakaanDalamPelayananInformasi
1. Jaringan
Kerjasama Antar Perpustakaan
Beberapa manfaat jaringan kerjasama perpustakaan antara
lain:
a. Menyediakan akses yang cepat
dan mudah meskipun melalui jarak jauh;
b. Menyediakan informasi yang lebih
mutakhir yang dapat digunakan secara lebih fleksibel bagi pemustaka sesuai
kebutuhannya;
c. Memudahkan format ulang dan
kombinasi data dari berbagai sumber (pengemasan ulang informasi).
Adapun fungsi dari kerjasama dan jaringan perpustakaan
adalah untuk:
a. Memberikan akses yang lebih
luas terhadap koleksi;
b. Memperbaiki pelayanan dan
teknis perpustakaan;
c. Meningkatkan aktivitas dalam
berbagai sumber daya perpustakaan;
d. Mengurangi duplikasi koleksi;
e. Menciptakan pelayanan
perpustakaan yang lebih efisien.
2. Bentuk
Kerjasama Antar Perpustakaan
Ada beberapa bentuk kerjasama antar perpustakaan yang
lazim dilakukan, antara lain:
1. Kerjasama pengadaan
2. Kerjasama Pertukaran dan Redistribusi
3. Kerja sama
pengolahan
4. Kerja sama
penyediaan fasilitas
5. Kerja sama
pinjam antar perpustakaan
(interlibrary loan)
6. Kerja sama
antar pustakawan
7. Kerja sama
penyusunan katalog induk
8. Kerja sama
Pemberian Jasa dan Informasi
Di Indonesia, beberapa perguruan tinggi
sudah membangun jaringan kerjasama pemanfaatan fasilitas perpustakaan seperti Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan
Tinggi (FKP2T) dengan menggunakan Kartu Sakti (Sarana Komunikasi Perpustakaan
Perguruan Tinggi Negeri). Manfaat kartu ini adalah agar para penggunanya dapat
mengakses bahan-bahan pustaka dan fasilitas lainnya dari perpustakaan yang
tergabung dalam forum tersebut. Kartu berlaku selama 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang.
Forum Kerjasama
Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2T) ini terdiri dari 25 PTN di Jawa
dan 4 PTN di luar Jawa., yaitu sebagai berikut:
1. UGM Yogyakarta
2. Universitas Jember
3. Universitas Negeri
Yogyakarta
4. ISI Yogyakarta
5. Universitas
Sebelas Maret [UNS] Surakarta
6. STSI Surakarta
7. Universitas Diponegoro Semarang
8. Universitas Negeri Semarang
9. Universitas
Jenderal Soedirman Purwokerto
10. Universitas
Brawijaya Malang
11. Universitas
Negeri Malang
12. Universitas
Negeri Surabaya
13. Universitas
Airlangga
14. ITS Surabaya
15. Universitas
Negeri Jakarta
16. Universitas
Terbuka Jakarta
17. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
18. STAIN Jember
19. STAIN Malang
20. UIN Sunan Ampel
Surabaya
21. UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
22. UIN Walisongo
Semarang
23. ITB Bandung
24. IPB Bogor
25. UPI Bandung
26. Universitas
Lampung
27. Universitas
Udayana Bali
28. Universitas
Mataram NTB
29. Politeknik Negeri
Singaraja
PENDIDIKAN
PEMAKAI PERPUSTAKAAN
Bimbingan pemakai perpustakaan atau pendidikan
pemakai perpustakaan memiliki nama yang berbeda-beda (tergantung dari jenis
perpustakaannya). Pada perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi, kegiatan ini
dinamakan ‘pendidikan pemakai perpustakaan’; pada perpustakaan umum kegiatan
semacam ini dinamakan dengan ‘library tour’, sedangkan di perpustakaan khusus
dinamakan ‘orientasi perpustakaan’. Pada bab selanjutnya akan terlihat, bahwa
dalam pendidikan pemakai Perpustakaan ternyata ada beberapa tingkatan dan media
yang dapat digunakan, dimana istilah-istilah tersebut ternyata adalah adalah salah
satu dari tingkatan ataupun media yang digunakan dalam pendidikan pemakai
Perpustakaan.
1. Pendidikan pemakai adalah layanan yang
diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan agar dapat
mendayagunakan fasilitas, koleksi, informasi dan layanan yang tersedia di
perpustakaan secara efektif.
2. Pada umumnya kegiatan pendidikan pemakai
terdiri dari 2 (dua) tingkatan, yaitu:
a. Orientasi Perpustakaan. Program ini berfokus
pada tujuan agar para peserta mengetahui keberadaan Perpustakaan dan layanan-layanan
yang tersedia dan memungkinkan peserta belajar mengenai pemanfaatan
Perpustakaan secara umum: misalnya mengenai jam buka perpustakan; cara
menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan, dan cara peminjaman bahan pustaka.
b. Instruksi bibliografi. Program ini berfokus
pada tujuan agar peserta dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk suatu
tujuan khusus dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan bahan pustaka
yang ada di Perpustakaan.
3. Di samping pembagian di atas, Rice (1981)
membagi pendidikan pemakai ke dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Orientasi
Perpustakaan, Pengajaran Perpustakaan dan Pengajaran/ Instruksi Bibliografi.
1. Tujuan umum dari kegiatan pendidikan pemakai
adalah agar pemakai perpustakaan dapat memanfaatkan semua bentuk sarana dan
layanan perpustakaan dengan mudah dan efektif.
Alasan perlunya diadakan pendidikan pemakai adalah
sebagai upaya untuk menghindari kebingungan pemakai dalam menggunakan layanan
Perpustakaan, di samping untuk memperkenalkan situasi dan kondisi Perpustakaan.
Materi Pendidikan Pemakai
1. Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat 2
(dua) tingkatan pendidikan, yaitu orientasi perpustakaan dan instruksi
bibliografi. Tetapi Ruce (1981) menambahkan tingkat pengajaran perpustakaan
sebagai tingkat atau tahap antara orientasi perpustakaan dan instruksi
bibliografi.
2. Secara umum materi yang diberikan dalam program
orientasi perpustakaan hampir sama untuk setiap jenis kegiatan perpustakaan,
yaitu mengenai pengenalan perpustakaan secara umum. Perbedaannya hanya terletak
pada kedalaman penjelasan atau materi yang diberikan.
3. Pengajaran Perpustakaan adalah program lanjutan
dari orientasi Perpustakaan. Materinya biasanya mencakup pengenalan sumber
informasi yang terdapat di perpustakaan mengenai subjek tertentu serta teknik
penggunaan sumber informasi dan perpustakaan yang efektif dan efisien.
Sedangkan dalam Instruksi Bibliografi, materi yang
diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan atau sebagai dasar penelitian
dalam rangka menyusun karya akhir. Di perguruan tinggi, level ketiga ini bisa
ditawarkan melalui mata ajar formal sebagai bagian dari kurikulum.
Metode dan Strategi Penyelenggaraan Pendidikan
Pemakai
. Menurut Kosterman suatu metode pengajaran yang
baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang
telah dibuat;
b. dapat membuat peserta tertarik untuk
memperhatikan dan memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang
sedang diajarkan;
c. dapat mendorong peserta untuk ambil bagian
dengan menolongnya mempersiapkan pelajaran – pelajaran;
d. dapat ditindaklanjuti;
e. dapat memberikan umpan balik untuk menguji
efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.
1. Beberapa teknik atau metode yang dapat
digunakan dalam pendidikan pemakai perpustakaan, antara lain: Presentasi atau
Ceramah, Tour Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan Tugas
Mandiri, Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet, dan pemberian latihan.
Masing-masing metode dapat dikombinasikan agar penyampaian materi pendidikan
dapat lebih efektif.
Penentuan metode yang akan diterapkan tergantung
pada kemampuan masing-masing perpustakaan, kesiapan pustakawan dan kebutuhan
dari peserta pendidikan.
. Evaluasi program pendidikan dapat diartikan
sebagai kegiatan pengumpulan dan analisa informasi yang berkaitan dengan input,
variabel-varabel yang mempengaruhi proses pendidikan, dan output.
2. Dalam konteks pendidikan pemakai Perpustakaan,
evaluasi juga dimaksudkan untuk mengetahui dampaknya terhadap penggunaan
Perpustakaan dan suatu sistem informasi.
3.. Tujuan dasar evaluasi program pendidikan
adalah untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pembuatan
keputusan mengenai penyelenggaraan pendidikan yang telah dilakukan melalui
proses pengumpulan dan analisa informasi.
3. Dilihat dari metode yang digunakan dalam
pengumpulan dan analisa data, ada 3 (tiga) jenis evaluasi, yaitu psikometrik,
sosiologis, dan iluminatif atau responsif.
4. Sedangkan bila dilihat dari waktu pelaksanaan
evaluasi maka pada umumnya ada 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu formatif dan
sumatif.
5. Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan
program pendidikan dan dampaknya terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku
pemakai perpustakaan sebagai hasil belajar maka dapat digunakan pengukuran
keberhasilan program pendidikan yaitu: ukuran objektif dan ukuran subjektif.
6. Ukuran objektif berfokus pada ragam perilaku
yang ingin dicapai sebagai hasil belajar meliputi pengetahuan dan keterampilan.
Sedangkan ukuran subjektif dilakukan untuk mengukur sejauhmana pemakai merasa
nyaman atau percaya diri (sikap) atas kemampuan mereka dalam menggunakan
perpustakaan.
7. Indikator pencapaian hasil belajar atau
manifestasi dari perubahan dan perkembangan perilaku setelah mengikuti program
pendidikan pemakai dapat