Minggu, 26 Juli 2020

Orang biasa..


Seharian ini aku berbaring di tempat tidur, dikasurku yang lembut di rumah sederhana. Tidak banyak yang ku lakukan, hanya mengotak-atik ponselku. Terlihat jam, tanggal, bulan dan tahun di layar HP ku, ahh benar ini sudah pertengahan tahun 2020, ku pikir aku telah lama mendayung, melewati berbagai musim sendirian, kadang aku ingin menyerah ketika badai datang. Aku terlalu rapuh melawan badai yang datang silih berganti tanpa henti, saat badai datang aku sangat ingin kembali, tapi aku telah kehilangan rumahku, aku tak bisa kembali walaupun aku sangat merindukannya aku tak bisa kembali, aku telah meninggalkan rumah mewah ku tanpa menoleh sekalipun, mana bisa aku kembali begitu saja.

Saat meninggalkan rumah, aku berpikir berulang kali, apakah ini keputusan yang tepat? benar, aku memang bodah, di rumah mewah ini aku mendambakan kehangatan di dalamnya, mengukir setiap kenangan baru, merancang indahnya masa depan. Namun itu hanya mimpi bagiku, aku harus sadar dan bangun dari mimpi indah ini. Rumah ini terlalu berharga bagi seseorang yang bodoh dan sederhana sepertiku. Benar aku memang tidak percaya diri untuk tinggal di rumah mewah ini. Bagaimana mungkin seseorang yang bodoh sepertiku memiliki rumah yang berharga ini? Bagaimana bisa seseorang yang sial sepertiku memimpikan kebahagiaan? Bagaimana bisa aku menyeretmu dalam kehidupanku yang kelam? bagaimana mungkin seseorang sepertiku membuat luka dalam duniamu?

Aku hanya seorang gadis biasa yang penuh luka, dari keluarga  biasa-biasa saja yang ingin hidup sederhana. Benar, pemikiran ku yang kolot ini sering kali membuat ku tenggelam di lautan. Membuat orang-orang disekitarku tak mampu mencariku hingga ke dasar lautan, mereka tak bisa menemukanku dan memutuskan untuk kembali ke permukaan sedangkan aku masih di dalam lautan, tak sampai ke dasar ataupun kembali ke permukaan. Benar, aku memang seperti itu, aku hanya berharap rumah mewahku bisa memiliki Tuan rumah yang baru, Tuan rumah yang sangat menghargai dan mencintainya, yang mampu merawatnya dengan baik, yang mampu mengimbanginya dalam segala aspek kehidupan. Sedangkan aku? seseorang yang bodoh sepertiku hanya berharap suatu saat akan ada orang bodoh yang mau melompat dari perahunya dan berenang mencariku dilautan yang dingin ini. 


0 komentar: